Namaku Eliza. Cerita ini terjadi saat usiaku masih 17 tahun. Waktu itu, aku duduk di kelas 2 SMA swasta yang amat terkenal di Surabaya. Aku seorang Chinese, tinggi 157 cm, berat 45 kg, rambutku hitam panjang sepunggung. Kata orang orang, wajahku cantik dan tubuhku sangat ideal. Namun karena inilah aku mengalami malapetaka di hari Sabtu, tanggal 18 Desember. Seminggu setelah perayaan ultahku yang ke 17 ini, dimana aku akhirnya mendapatkan SIM karena sudah cukup umur, maka aku ke sekolah dengan mengendarai mobilku sendiri, mobil hadiah ultahku. Sepulang sekolah, jam menunjukkan waktu 18:30 (aku sekolah siang, jadi pulangnya begitu malam), aku merasa perutku sakit, jadi aku ke WC dulu. Karena aku bawa mobil sendiri, jadi dengan santai aku buang air di WC, tanpa harus kuatir merasa sungkan dengan sopir yang menungguku. Tapi yang mengherankan dan sekaligus menjengkelkan, aku harus bolak balik ke wc sampai 5 kali, mungkin setelah tak ada lagi yang bisa dikeluarkan, baru akhirnya aku berhenti buang air. Namun perutku masih terasa mulas. Maka aku memutuskan untuk mampir ke UKS sebentar dan mencari minyak putih. Sebuah keputusan fatal yang harus kubayar dengan kesucianku.
Aku masuk ke ruang UKS, menyalakan lampunya dan menaruh tas sekolahku di meja yang ada di sana, lalu mencari cari minyak putih di kotak obat. Setelah ketemu, aku membuka kancing baju seragamku di bagian perut ke bawah, dan mulai mengoleskan minyak putih itu untuk meredakan rasa sakit perutku. Aku amat terkejut ketika tiba tiba tukang sapu di sekolahku yang bernama Hadi membuka pintu ruang UKS ini. Aku yang sedang mengolesi perutku dengan minyak putih, terkesiap melihat dia menyeringai, tanpa menyadari 3 kancing baju seragamku dari bawah yang terbuka dan memperlihatkan perutku yang rata dan putih mulus ini. dan belum sempat aku sadar apa yang harus aku lakukan, ia sudah mendekatiku, menyergapku, menelikung tangan kananku ke belakang dengan tangan kanannya, dan membekap mulutku erat erat dengan tangan kirinya. Aku meronta ronta, dan berusaha menjerit, tapi yang terdengar cuma “eeemph… eeemph…”. Dengan panik aku berusaha melepaskan bekapan pada mulutku dengan tangan kiriku yang masih bebas. Namun apa arti tenaga seorang gadis yang mungil sepertiku menghadapi seorang lelaki yang tinggi besar seperti Hadi ini? Aku sungguh merasa tak berdaya.
“Halo non Eliza… kok masih ada di sekolah malam malam begini?” tanya Hadi dengan menjemukan. Mataku terbelalak ketika masuk lagi tukang sapu yang lain yang bernama bernama Yoyok. “Girnooo”, ia melongok keluar pintu dan berteriak memanggil satpam di sekolahku. Aku sempat merasa lega, kukira aku akan selamat dari cengkeraman Hadi, tapi ternyata Yoyok yang mendekati kami bukannya menolongku, malah memegang pergelangan tangan kiriku dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya mulai meremasi payudaraku. “Wah baru kali ini ada kesempatan pegang susu amoy.. ini non Eliza yang sering kamu bilang itu kan Had?” tanya Yoyok pada Hadi, yang menjawab “iya Yok, amoy tercantik di sekolah ini. Betul gak?” tanya Hadi. Sambil tertawa Yoyok meremas payudaraku makin keras. Aku menggeliat kesakitan dan terus meronta berusaha melepaskan diri sambil berharap semoga Girno yang sering kuberi tips untuk mengantrikan aku bakso kesukaanku tiap istirahat sekolah, tidak setega mereka berdua yang sudah seperti kerasukan iblis ini. Tapi aku langsung sadar aku dalam bahaya besar. Yang memanggil Girno tadi itu kan Yoyok. Jadi sungguh bodoh bila aku berharap banyak pada Girno yang kalau tidak salah memang pernah aku temukan sedang mencuri pandang padaku. Ataukah… ?
Beberapa saat kemudian Girno datang, dan melihatku diperlakukan seperti itu, Girno menyeringai dan berkata, “Dengar! Kalian jangan gegabah.. non Eliza ini kita ikat dulu di ranjang UKS ini. Setelah jam 8 malam, gedung sekolah ini pasti sudah kosong, dan itu saatnya kita berpesta kawan kawan!”. Maka lemaslah tubuhku setelah dugaanku terbukti, dan dengan mudah mereka membaringkan tubuhku di atas ranjang UKS. Kedua tangan dan kakiku diikat erat pada sudut sudut ranjang itu, dan dua kancing bajuku yang belum lepas dilepaskan oleh Hadi, hingga terlihat kulit tubuhku yang putih mulus, serta bra warna pink yang menutupi payudaraku. Aku mulai putus asa dan memohon “Pak Girno.. tolong jangan begini pak..”. Ratapanku ini dibalas ciuman Girno pada bibirku. Ia melumat bibirku dengan penuh nafsu, sampai aku megap megap kehabisan nafas, lalu ia menyumpal mulutku supaya aku tak bisa berteriak minta tolong. “Non Eliza, tenang saja. Nanti juga non bakalan merasakan surga dunia kok”, kata Girno sambil tersenyum memuakkan. Kemudian Girno memerintahkan mereka semua untuk kembali melanjutkan pekerjaannya, dan mereka meninggalkanku sendirian di ruang UKS sialan ini. Girno kembali ke posnya, Hadi dan Yoyok meneruskan pekerjaannya menyapu beberapa ruangan kelas yang belum disapu. Dan aku kini hanya bisa pasrah menunggu nasib.
Aku bergidik membayangkan apa yang akan mereka lakukan terhadapku. Dari berbagai macam cerita kejahatan yang aku dengar, aku mengerti mereka pasti akan memperkosaku ramai ramai. Sakit perutku sudah hilang berkat khasiat minyak putih tadi. Detik demi detik berlalu begitu cepat, tak terasa setengah jam sudah berlalu. Jam di ruang UKS sudah menunjukkan pukul 20:00. tibalah saatnya aku dibantai oleh mereka. Hadi masuk, diikuti Yoyok, Girno, dan celakanya ternyata mereka mengajak 2 satpam yang lain, Urip dan Soleh. “Hai amoy cantik.. sudah nggak sabar menunggu kami ya?”, kata Hadi. Dengan mulut yang tersumpal sementara tangan dan kakiku terikat, aku hanya bisa menggeleng nggelengkan kepala, dengan air mata yang mengalir deras aku memandang mereka memohon belas kasihan, walaupun aku tahu pasti hal ini tak ada gunanya. Mereka hanya tertawa dan dengan santai melepaskan baju seragam sekolahku, hingga aku tinggal mengenakan bra dan celana dalam yang warnanya pink. Mereka bersorak gembira, mengerubutiku dan mulai menggerayangi tubuhku, tanpa aku bisa melawan sama sekali. Aku masih sempat memperhatikan, betapa kulit mereka itu hitam legam dan kasar dibandingkan kulitku yang putih mulus, membuatku sedikit banyak merasa jijik juga ketika memikirkan tubuhku dikerubuti mereka, untuk kemudian digangbang tanpa ampun..
Aku terus meronta, tapi tiba tiba perasaanku tersengat ketika jari-jari Girno menyentuh selangkanganku, menekan nekan klitorisku yang masih terbungkus celana dalam. Aku tak tau sejak kapan, tapi bra yang aku pakai sudah lenyap entah kemana, dan payudaraku diremas remas dengan brutal oleh Hadi dan Yoyok, membuat tubuhku panas dingin tak karuan. Selagi aku masih kebingungan merasakan sensasi aneh yang melanda tubuhku, Urip mendekatiku, melepas sumpalan pada mulutku, dan melumat bibirku habis habisan. Ya ampun.. aku semakin gelagapan, apalagi kemudian Soleh meraba dan membelai kedua pahaku. Dikerubuti dan dirangsang sedemikan rupa oleh 5 orang sekaligus, aku merasakan gejolak luar biasa melanda tubuhku yang tanpa bisa kukendalikan, berkelojotan dan mengejang hebat, berulang kali aku terlonjak lonjak, ada beberapa saat lamanya tubuhku tersentak sentak, kakiku melejang lejang, rasanya seluruh tubuhku bergetar. “oh.. oh… augh.. ngggg.. aaaaaaagh…” aku mengerang dan menjerit keenakan dan keringatku membanjir deras. Lalu aku merasa kelelahan dan lemas sekali, dan mereka menertawakanku yang sedang dilanda orgasme hebat. “Enak ya non? Hahaha… nanti Non pasti minta tambah”. Aku tak melihat siapa yang bicara, tapi aku tahu itu suara Yoyok, dan aku malas menanggapi ucapan yang amat kurang ajar dan merendahkanku itu.
Kemudian Girno berkata padaku, “Non Eliza, kami akan melepaskan ikatanmu. Jika nona tidak macam macam, kami akan melepaskan nona setelah kami puas. Tapi jika nona macam macam, nona akan kami bawa ke rumah kosong di sebelah mess kami. Dan nona tahu kan apa akibatnya? Di situ nona tidak hanya harus melayani kami berlima, tapi seluruh penghuni mess kami. Mengerti ya non?”. Mendengar hal itu, aku hanya bisa mengangguk pasrah, dan berharap aku cukup kuat untuk melalui ini semu. “Iya pak. Jangan bawa saya ke sana pak. Saya akan menuruti kemauan bapak bapak. Tapi tolong, jangan lukai saya dan jangan hamili saya. Dan lagi, saya masih perawan pak. Tolong jangan kasar. Tolong jangan keluarkan di dalam ya?” pintaku sungguh sungguh, dan merasa ngeri jika aku harus dibawa ke mess mereka. Aku tahu penghuni mess itu ada sekitar 60 orang, yang merupakan gabungan satpam, tukang sapu dan tukang kebun dari SMA tempat aku sekolah ini, ditambah dari SMP dan SD yang memang masih sekomplek, maklum satu yayasan. Daripada aku lebih menderita digangbang oleh 60 orang, lebih baik aku menuruti apa mau mereka yang ‘cuma’ berlima ini. Dan aku benar benar berharap agar tak ada yang melukaiku, berharap mereka tidak segila itu untuk menindik tubuhku, trend yang kudengar sering dilakukan oleh pemerkosanya… menindik puting susu korbannya. Aku benar benar takut.
“Hahaha, non Eliza, sudah kami duga non memang masih perawan. Nona masih polos, dan tidak mengerti kalo kami suka memandangi tubuh nona yang sexy, dan selalu memimpikan memperawani non Eliza yang cantik ini sejak non masih kelas 1 SMA. Minggu lalu, ketika non ulang tahun ke 17 dan merayakannya di kelas, bahkan memberi kami makanan, kami sepakat untuk menghadiahi non kenikmatan surga dunia. Tenang saja non. Kami memang menginginkan tubuh non, tapi kami tak sekejam itu untuk melukai tubuh non yang indah ini. Dan kalo tentang itu tenang non, kami sudah mempersiapkan semua itu. Seminggu terakhir ini, aqua botol yang non titip ke saya, saya campurin obat anti hamil. Sedangkan yang tadi, saya campurin obat anti hamil sekaligus obat cuci perut. Non Eliza tadi sakit perut kan? Hahaha…” jelas Girno sambil tertawa, tertawa yang memuakkan. Jadi ini semua sudah direncanakannya! Kurang ajar betul mereka ini. Aku memberi mereka makanan hanya karena ingin berbagi, tanpa memandang status mereka. Tapi kini balasannya aku harus melayani mereka berlima. Aku akan digangbang mereka, dan mereka akan mengeluarkan sperma mereka di dalam rahimku sepuasnya tanpa kuatir menghamiliku. Lebih tepatnya, tanpa aku kuatir harus hamil oleh mereka. Membayangkan hal ini, entah kenapa tiba tiba aku terangsang hebat, dan birahiku naik tak terkendali.
Mereka semua mulai melepas semua pakaian mereka, dan ternyata penis penis mereka sudah ereksi dengan gagahnya, membuat jantungku berdegup semakin kencang melihat penis penis itu begitu besar. Girno mengambil posisi di tengah selangkanganku, sementara yang lain melepaskan ikatan pada kedua pergelangan tangan dan kakiku. Girno menarik lepas celana dalamku, kini aku sudah telanjang bulat. Tubuhku yang putih mulus terpampang di depan mereka yang terlihat semakin bernafsu. “Indah sekali non Eliza, mem*knya non. Rambutnya jarang, halus, tapi indah sekali”, puji Girno. Memang rambut yang tumbuh di atas vaginaku amat jarang dan halus. Semakin jelas aku melihat penis Girno, yang ternyata paling besar di antara mereka semua, dengan diameter sekitar 6 cm dan panjang yang sekitar 25 cm. Aku menatap sayu pada Girno. “Pak, pelan pelan pak ya..” aku mencoba mengingatkan Girno, yang hanya menganguk sambil tersenyum. Kini kepala penis Girno sudah dalam posisi siap tempur, dan Girno menggesek gesekkannya ke mulut vaginaku. Aku semakin terangsang, dan mereka tanpa memegangi pergelangan tangan dan kakiku yang sudah tidak terikat, mungkin karena sudah yakin aku yang telah mereka taklukkan ini tak akan melawan atau mencoba melarikan diri, mulai mengerubutiku kembali.
Kedua payudaraku kembali diremas remas oleh Hadi dan Yoyok, sementara Urip dan Soleh bergantian melumat bibirku. Rangsangan demi rangsangan yang kuterima ini, membuat aku orgasme yang ke dua kalinya. Kembali tubuhku berkelojotan dan kakiku melejang lejang, bahkan kali ini cairan cintaku muncrat menyembur membasahi penis Girno yang memang sedang berada persis di depan mulut vaginaku. “Eh.. non Eliza ini.. belum apa apa sudah keluar 2 kali, pake muncrat lagi. Sabar non, kenikmatan yang sesungguhnya akan segera non rasakan. Tapi ada bagusnya juga lho, mem*k non pasti jadi lebih licin, nanti pasti lebih gampang ditembus ya”, ejeknya sambil mulai melesakkan penisnya ke vaginaku. “Aduh.. sakit pak” erangku, dan Girno berkata “Tenang non, nanti juga enak”. Kemudian ia menarik penisnya sedikit, dan melesakkannya sedikit lebih dalam dari yang tadi. Rasa pedih yang amat sangat melanda vaginaku yang sudah begitu licin, tapi tetap saja karena penis itu terlalu besar, Girno kesulitan untuk menancapkan penisnya ke vaginaku, namun dengan penuh kesabaran, Girno terus memompa dengan lembut hingga tak terlalu menyakitiku.
Lambat laun, ternyata memang rasa sakit di vaginaku mulai bercampur rasa nikmat yang luar biasa. Dan Girno terus melakukannya, menarik sedikit, dan menusukkan lebih dalam lagi, sementara yang lain terus melanjutkan aktivitasnya sambil menikmati tontonan proses penetrasi penis Girno ke dalam vaginaku. Hadi dan Yoyok mulai menyusu pada kedua puting payudaraku yang sudah mengeras karena terus menerus dirangsang sejak tadi. Tak lama kemudian, aku merasakan selangkanganku sakit sekali, rupanya akhirnya selaput daraku robek. “Ooooooh… aaaauuuugggh… hngggkk aaaaaaagh… “Aku menjerit kesakitan, seluruh tubuhku mengejang, dan air mataku mengalir, dan kembali aku merasakan keringatku mengucur deras. Aku ingin meronta, tapi rasa sesak di vaginaku membatalkan niatku. Aku hanya bisa mengerang, dan gairahku pun padam dihempas rasa sakit yang nyaris tak tertahankan ini. “Aduh.. sakit pak Girno.. ampun”, erangku, namun Girno hanya tertawa tawa puas karena berhasil memperawaniku, dan yang lain malah bersorak, “terus.. terus..”. Aku menggeleng gelengkan kepalaku ke kanan dan ke kiri menahan sakit, sementara bagian bawah tubuhku mengejang hebat, tapi aku tak berani terlalu banyak bergerak, dan berusaha menahan lejangan tubuhku supaya vaginaku penuh sesak itu tak semakin terasa sakit. Namun lumatan penuh nafsu pada bibirku oleh Urip ditambah belaian pada rambutku serta dua orang tukang sapu yang menyusu seperti anak kecil di payudaraku ini membuat gairahku yang sempat padam kembali menyala.
Tanpa sadar, dalam kepasrahan aku mulai membalas lumatan itu. Girno terus memperdalam tusukannya penisnya yang sudah menancap setengahnya pada vaginaku. Dan Girno memang pandai memainkan vaginaku, kini rasa sakit itu sudah tak begitu kurasakan lagi, yang lebih kurasakan adalah nikmat yang melanda selangkanganku. Penis itu begitu sesaknya walaupun baru menancap setengahnya, dan urat urat yang berdenyut di penis itu menambah sensasi yang luar biasa. Sementara itu Girno mulai meracau, “Oh sempitnya non. Enaknya.. ah.. “ sambil terus memompa penisnya sampai akhirnya amblas sepenuhnya, terasa menyodok bagian terdalam dari vaginaku, mungkin itu rahimku. Aku hanya bisa mengerang tanpa berani menggeliat, walaupun aku merasakan sakit yang bercampur nikmat. Mulutku ternganga, kedua tanganku mencengkeram sprei berusaha mencari sesuatu yang bisa kupegang, sementara kakiku terasa mengejang tapi kutahan. Aku benar benar tak berani banyak bergerak dengan penis raksasa yang sedang menancap begitu dalam di vaginaku.
Dan setelah diam untuk memberiku kesempatan beradaptasi, akhirnya Girno memulai pompaanya. Aku mengerang dan mengerang, mengikuti irama pompaan si Girno. Dan erangangku kembali tertahan ketika kali ini dengan gemas Urip memasukkan penisnya ke dalam mulutku yang sedang ternganga ini. Aku gelagapan, dan Urip berkata “Isep non. Awas, jangan digigit ya!” Aku hanya pasrah, dan mulai mengulum penis yang baunya tidak enak ini, tapi lama kelamaan aku jadi terbiasa juga dengan bau itu. Penis itu panjang juga, tapi diameternya tak terlalu besar disbanding dengan penisnya Girno. Tapi mulutku terasa penuh, dan ketika aku mengulum ngulum penis itu, Urip memompa penisnya dalam mulutku, sampai berulang kali melesak ke dalam tenggorokanku. Aku berusaha supaya tidak muntah, meskupun berulang kali aku tersedak. Selagi aku bejruang beradaptasi terhadap sodokan penis si Urip ini, Soleh meraih tangan kananku, menggengamkan tanganku ke penisnya. “Non, ayo dikocok!”, perintahnya. Penis itu tak hampir tak muat di genggaman telapak tanganku yang mungil, dan aku tak sempat memperhatikan seberapa panjang penis itu, walaupun dari kocokan tanganku, aku sadar penis itu panjang. Aku menuruti semuanya dengan pasrah, ketika tiba tiba pintu terbuka, dan pak Edy, guru wali kelasku masuk, dan semua yang mengerubutiku menghentikan aktivitasnya, tentu saja penis Girno masih tetap bersemayam dalam vaginaku.
Melihat semuanya ini, pak Edy membentak, “Apa apaan ini? Apa yang kalian lakukan pada Eliza?”. Aku merasa ada harapan, segera melepaskan kulumanku pada penis Urip, dan sedikit berteriak “Pak Edy, tolong saya pak. Lepaskan saya dari mereka”. Pak Edy seolah tak mendengarku, dan berkata pada Girno, “Kalian ini.. ada pesta kok tidak ngajak saya? Untung saya mau mencari bon pembelian kotak P3K tadi. Kalo begini sih, itu bon gak ketemu juga tidak apa apa… hahaha…”. Aku yang sempat kembali merasa ada harapan untuk keluar dari acara gangbang ini, dengan kesal melanjutkan kocokan tanganku pada penis Soleh juga kulumanku pada penis Urip. Memang aku harus mengakui, aku menikmati perlakuan mereka, tapi kalau bisa aku juga ingin semua ini berakhir. Setelah sadar bahwa pak Edy juga sebejat mereka, semuanya tertawa lega, dan sambil mulai melanjutkan pompaan penisnya pada vaginaku, Girno berkata, “Pak Edy tenang saja, masih kebagian kok. Itu tangan kiri non Eliza masih nganggur, kan bisa buat ngocok punya pak Edy dulu. Tapi kalo soal mem*knya, ngantri yo pak. Abisnya, salome sih”. Pak Edy tertawa. “Yah gak masalah lah. Ini kan malam minggu, pulang malam juga wajar kan?” katanya mengiyakan sambil melepas pakaiannya dan ternyata (untungnya) penisnya tidak terlalu besar, bahkan ternyata paling pendek di antara mereka.
Tapi aku sudah tak perduli lagi. Vaginaku yang serasa diaduk aduk mengantarku orgasme yang ke tiga kalinya. “aaaaagh.. paaak… sayaaa… keluaaaar….”, erangku yang tanpa sadar mulai menggenggam penis pak Edy yang disodorkan di dekat tangan kiriku yang memang menganggur. Pinggangku terangkat sedikit ke atas, kembali tubuhku terlonjak lonjak, entah ada berapa lamanya tersentak sentak, namun kini cairanku tak keluar karena vaginaku yang masih sangat sempit ini seolah dibuntu oleh penis Girno yang berukuran raksasa. Dalam kelelahan ini, aku harus melayani 6 orang sekaligus. Sodokan sodokan yang dilakukan Girno membuat gairahku cepat naik walaupun aku baru saja orgasme hebat. Tapi aku tak tahu, kapan Girno akan orgasme, ia begitu perkasa. Sudah 15 menit berlalu, dan ia masih memompaku dengan garangnya. Desahan kami bersahut sahutan memenuhi ruangan yang kecil ini. Kedua tanganku mengocok penis dari Soleh dan pak Edy, wali kelasku yang ternyata bejat, membuatku bingung memikirkan apa yang harus kulakukan jika bertemu dengannya mulai senin besok dan seterusnya saat dia mengajar.
Urip mengingatkanku untuk kembali mengulum penisnya yang kembali disodokkannya ke kerongkonganku, membuat aku tak sempat terlalu lama memikirkan hal itu.. Kini aku sudah mulai terbiasa, bahkan sejujurnya mulai menikmati saat saat tenggorokanku diterjang penis si Urip ini. Kepasrahanku ini membuat mereka semua semakin bernafsu. Tiba tiba Girno menarikku hingga aku terduduk, lalu dia tiduran di ranjang, hingga sekarang aku berada dalam posisi woman on top, dan penis itu terasa semakin dalam menancap dalam vaginaku. Aku masih tak tahu apa yang ia inginkan, tiba tiba aku ditariknya lagi hingga rebah dan payudaraku menindih tubuhnya. Urat penisnya terasa mengorek ngorek dinding vaginaku. “Eh, daripada satu lubang rame rame, kan lebih nikmat kalo dua, eh, tiga sekalian, tiga lubang rame rame?” tanya Girno pada yang lain, yang segera menyetujui sambil tertawa. “Akuuur… “, seru mereka, dan Urip segera ke belakangku, kemudian meludahi anusku. “Oh Tuhan… aku akan disandwich.. bagaimana ini..”, kataku dalam hati. “Jangaaaan…. Jangan di situuu…!!” teriakku ketakutan. Namun seperti yang aku duga, Urip sama sekali tidak perduli. Aku memejamkan mata ketika Urip menempelkan kepala penisnya ke anusku, dan yang lain bersorak kegirangan, memuji ide Girno. “aaaaaagh…” erangku ketika penis Urip mulai melesak ke liang anusku. Mataku terbeliak, tanganku menggenggam erat sprei kasur tempat aku aku dibantai ramai ramai, tubuhku terutama pahaku bergetar hebat menahan sakit yang luar biasa.
Ludah Urip yang bercampur dengan air liurku di penis Urip yang baru kukulum tadi, tak membantu sama sekali. Rasa pedih yang menjadi jadi mendera anusku, dan aku kembali mengerang panjang. “aaaaaaaaaaaaagh…. sakiiiiiit…. Jangaaaaan…..”, erangku tanpa daya ketika akhirnya penis itu amblas seluruhnya dalam anusku. Selagi aku mengerang dan mulutku ternganga, Soleh mengambil kesempatan itu untuk membenamkan penisnya dalam mulutku, hingga eranganku teredam. Sial, ternyata penis Soleh ini agak mirip punya Urip yang sedang menyodomiku. Begitu panjang, walaupun diameternya tidak terlalu besar, tapi penis itu cukup panjang untuk menyodok nyodok tenggorokanku. Kini tubuhku benar benar bukan milikku lagi. Rasa sakit yang hampir tak tertahankan melandaku saat Urip mulai memompa anusku. Setiap ia mendorongkan penisnya, penis Soleh menancap semakin dalam ke tenggorokanku, sementara penis Girno sedikit tertarik keluar, tapi sebaliknya, saat Urip memundurkan penisnya, penis Soleh juga sedikit tertarik keluar dari kerongkonganku, tapi akibatnya tubuhku yang turun membuat penis Girno kembali menancap dalam dalam di vaginaku, ditambah lagi Girno sedikit menambah tenaga tusukannnya, hingga rasanya penisnya seperti menggedor rahimku. Sedikit sakit memang, tapi perlahan rasa sakit pada anusku sudah berkurang banyak, dan ketika rasa sakit itu reda, aku sudah melayang dalam kenikmatan. Hanya 2 menit dalam posisi ini, aku sudah orgasme hebat, namun aku hanya bisa pasrah. Tubuhku hanya bisa bergetar, aku tak bisa bergerak banyak karena semuanya seolah olah terkunci. Dalam keadaan orgasme, mereka tanpa ampun terus bergantian memompaku, membuat orgasmeku tak kunjung reda bahkan akhirnya aku mengalami multi orgasme!
Tanpa terkendali lagi, aku mengejang hebat susul menyusul, dan cairan cintaku keluar berulang ulang, sangat banyak mengiringi multi orgasmeku yang sampai lebih dari 3 menit. namun semua cairan cintaku yang aku yakin sudah bercampur darah perawanku tak bisa mengalir keluar, terhambat oleh penis Girno. Tanganku yang menumpu pada genggaman tangan Girno bergetar getar. Sementara Soleh membelai rambutku dan Urip meremas remas payudaraku dari belakang. Sungguh, aku tak kuasa menyangkal. Kenikmatan yang aku alami sekarang ini benar benar dahsyat, belum pernah sebelumnya aku merasakan yang seperti ini. Aku memang pernah bermasturbasi, namun yang ini benar benar membuatku melayang. Mereka terus menggenjot tubuhku. Desahan yang terdengar hanya desahan mereka, karena aku tak mampu mengeluarkan suara selama penis Soleh mengorek ngorek tenggorokanku. Entah sudah berapa kali aku mengalami orgasme, sampai akhirnya, “hegh.. hu… huoooooooh..”, Girno melenguh, penisnya berkedut, kemudian spermanya yang hangat menyemprot berulang ulang dalam liang vaginaku, diiringi dengan keluarnya cairan cintaku untuk yang ke sekian kalinya. Akhirnya Girno orgasme juga bersamaan denganku, dan penisnya sedikit melembek, dan terus melembek sampai akhirnya cukup untuk membuat cairan merah muda meluber keluar dengan deras dari sela sela mulut vaginaku, yang merupakan campuran darah perawanku, cairan cintaku dan sperma Girno.
“Oh.. enake rek, mem*k amoy seng sek perawan…” kata Girno, yang tampak amat puas. Nafasku sudah tersengal sengal. Untungnya, Urip dan Soleh cukup pengertian. Urip mencabut penisnya dari anusku, dan Soleh tak memaksaku mengulum penisnya yang terlepas ketika aku yang sudah begitu lemas karena kelelahan, ambruk menindih Girno yang masih belum juga melepaskan penisnya yang masih terasa begitu besar untukku. Kini aku mulai sadar dari gairah nafsu birahi yang menghantamku selama hampir satu jam ini. Namun aku tidak menangis. Tak ada keinginan untuk itu, karena sejujurnya aku tadi amat menikmati perlakuan mereka, bahkan gilanya, aku menginginkan diriku digangbang lagi seperti tadi. Apalagi mereka cukup lembut dan pengertian, tidak sekasar yang aku bayangkan. Mereka benar benar menepati janji untuk tidak melukaiku dan menyakitiku seperti menampar ataupun menjambak rambutku. Bahkan Girno memelukku dan membelai rambutku dengan mesra dan penuh kasih saying, setidaknya menurut perasaanku, sehingga membuatku semakin pasrah dan hanyut dalam pelukannya. Apalagi yang lain kembali mengerubutiku, membelai sekujur tubuhku seolah ingin menikmati tiap senti kulit tubuhku yang putih mulis ini. Entah kenapa aku merasa aku rela melayani mereka berenam ini untuk seterusnya, membuatku terkejut dalam hati. “Hah? Apa yang baru saja aku pikirkan? Aku ini kan diperkosa, kok aku malah berpikir seperti itu?” pikirku dalam hati. Tapi tak bisa kupungkiri, tadi itu benar benar nikmat, belum pernah aku merasakan yang seperti itu ketika aku bermasturbasi. Lagian, apakah ini masih bisa disebut perkosaan? Selain aku pasrah melayani apa mau mereka, aku juga menikmatinya, bahkan sampai orgasme berkali kali.
Lamunanku terputus saat Girno mengangkat tubuhku hingga penisnya yang sudah mengecil terlepas dari vaginaku. “Non, kita lanjutin ya”, kata Soleh yang sudah tiduran di bawahku yang sedikit mengkangkang. Aku hanya menurut saja dan mengarahkan vaginaku ke penisnya yang tegak mengacung. Aku memegang dan membimbing penis itu untuk menembus vaginaku yang sudah tidak perawan lagi ini. “Ooh… aaah….”, erang Soleh ketika penisnya mulai melesak ke dalam vaginaku. Lebih mudah dari punya Girno tadi, karena diameter penis si Soleh memang lebih kecil. Namun tetap saja, panjangnya membuat aku sedikit banyak kelabakan. “Ooh.. aduuuuh… “, erangku panjang seiring makin menancapnya penis Soleh hingga amblas sepenuhnya dalam vaginaku. Penisnya terasa hangat, lebih hangat dari punya si Girno yang kini duduk di kursi tengah ruang ini sambil merokok. Mereka memberiku kesempatan untuk bernafas sejenak, kemudian Urip mendorongku hingga aku kembali telungkup, kali ini menindih Soleh yang langsung mengambil kesempatan itu untuk melumat bibirku. Baru aku sadar, Soleh ini pasti tinggi sekali. Dan rupanya si Urip belum puas dan ingin melanjutkan anal seks denganku. Kembali aku disandwich seperti tadi. Namun kali ini aku lebih siap. Aku melebarkan kakiku hingga semakin mengkangkang seperti kodok, dan… perlahan tapi pasti, anusku kembali ditembus penis Urip yang amat keras ini, membuat bagian bawah tubuhku kembali terasa sesak. Walaupun memang tidak sesesak tadi, namun cukup untuk membuatku merintih mengerang antara pedih dan nikmat.
Kini Hadi dan Yoyok ikut mengepungku. Mereka masing masing memegang tangan kiri dan kananku, mengarahkanku untuk menggenggam penis mereka dan mengocoknya. Selagi aku mulai mengocok dua buah penis itu, wali kelasku yang ternyata bejat ini mengambil posisi di depanku, memintaku mengoral penisnya. “Dioral sekalian El, daripada nganggur nih”, katanya dengan senyum yang memuakkan. Tapi aku terpaksa menurutinya daripada nanti ia berbuat atau mengancam yang macam macam. Kubuka mulutku walaupun dengan setengah hati, membiarkan penis pak Edy yang berukuran kecil ini masuk dalam kulumanku. Jadi kini aku digempur 5 orang sekaligus, yang mana justru membuat gairahku naik tak karuan. Apalagi Soleh dan Urip makin bersemangat menggenjot selangkanganku, benar benar dengan cepat membawaku orgasme lagi. “eeeeeemmmmph….”, erangku keenakan. Tubuhku mengejang, dan kurasakan cairan cintaku keluar, melumasi vaginaku yang terus dipompa Soleh yang juga merem melek keenakan. Tiba tiba penis pak Edy berkedut dalam mulutku, dan tanpa ampun spermanya muncrat membasahi kerongkonganku. Baru kali ini aku merasakan sperma dalam mulutku, rasanya aneh, asin dan asam. Mungkin karena sudah beberapa kali melihat film bokep, tanpa disuruh aku sudah tahu tugasku. Kubersihkan penis pak Edy dengan kukulum, kujilati, dan kusedot sedot sampai tidak ada sperma yang tertinggal di penis yang kecil itu.
Soleh mengejek pak Edy, “Lho pak, kok sudah keluar? Masa kalah sama sepongannya non Eliza? Bagaimana nanti sama mem*knya? Seret banget lho pak”, kata Soleh, yang disambung tawa yang lain. Pak Edy terlihat tersenyum malu, dan tak berkata apa apa, hanya duduk di sebelah si Girno. Aku tertawa dalam hati, namun ada bagusnya juga, kini tugasku menjadi sedikit lebih ringan. Hadi yang juga ingin merasakan penisnya kuoral, pindah posisi ke depanku, dan mengarahkan penisnya ke mulutku. Aku mengulum penis itu tanpa penolakan, dan kocokan tangan kananku pada penis Yoyok kupercepat, mengimbangi cepatnya sodokan demi sodokan penis Soleh dan Urip yang semakin gencar menghajar vagina dan anusku. Urip tiba tiba mendengus dengus dan melolong panjang “oooooooouuuuggghh…. “, seiring berkedutnya penisnya dalam anusku, dan menyemprotkan maninya berulang ulang. Terasa hangat sekali anusku di bagian terdalam. Kini aku tinggal melayani 3 orang saja, namun entah aku sudah orgasme berapa kali. Aku amat lelah untuk menghitungnya. Dan Yoyok menggantikan Urip membobol anusku. Baru aku sadar, dari genggaman tanganku tadi pada penis Yoyok, aku tahu penis Yoyok tidak panjang, tapi… diameternya itu.. rasanya seimbang dengan punya si Girno. Oh celaka… penis itu akan segera menghajar anusku. “ooooh… oooooogh… sakiiiit…”, erangku ketika Yoyok memaksakan penisnya sampai akhirnya masuk. Namun seperti yang tadi tadi, rasa sakit yang menderaku hanya berlangsung sebentar, dan berganti rasa nikmat luar biasa yang tak bisa dilukiskan dengan kata kata. Aku semakin tersengat birahi ketika Soleh yang ada di bawahku meremas remas payudaraku yang tergantung di depan matanya, sementara Hadi menekan nekankan kepalaku untuk lebih melesakkan penisnya ke kerongkonganku. Di sini aku juga sadar, ternyata penis si Hadi ini setipe dengan punya Urip atau Soleh.
Dengan pasrah aku terus melayani mereka satu per satu sampai akhirnya mereka orgasme bersamaan. Dimulai dari kedutan penis Soleh dalam vaginaku, tapi tiba tiba penis Hadi berkedut lebih keras dan langsung menyemburkan spermanya yang amat banyak dalam rongga mulutku. Aku gelagapan dan nyaris tersedak, namun aku usahakan semuanya tertelan masuk dalam kerongkonganku. Selagi aku berusaha menelan semuanya, tiba tiba dari belakang Yoyok menggeram, penisnya juga berkedut, kemudian menyemprotkan sperma berulang ulang dalam anusku, diikuti Soleh yang menghunjamkan penisnya dalam dalam sambil berteriak penuh kenikmatan. “Oooooooohh… aaaaaaargh”, seolah tak mau kalah, aku juga mengerang panjang. Bersamaan dengan berulang kali menyemprotnya sperma Soleh di dalam vaginaku, aku juga mengalami orgasme hebat. Hadi jatuh terduduk lemas setelah penisnya kubersihkan tuntas seperti punya pak Edy tadi. Lalu Soleh yang penisnya masih menancap di dalam vaginaku memeluk dan lembali melumat bibirku dengan ganas, sampai aku tersengal sengal kehabisan nafas. Yoyok yang penisnya tak terlalu panjang hingga sudah terlepas dari anusku, juga duduk bersandar di dinding. Kini tinggal aku dan Soleh yang ada di atas ranjang, dan kami bergumul dengan panas. Soleh membalik posisi kami hingga aku telentang di ranjang ditindihnya, dan penisnya tetap masih menancap dalam vaginaku meskipun mulai lembek, mungkin dikarenakan penis Soleh yang panjang. Tanpa sadar, kakiku melingkari pinggangnya Soleh, seakan tak ingin penisnya terlepas, dan aku balas melumat bibir si Soleh ini.
Pergumulan kami yang panas, menyebabkan Girno terbakar birahi. Tenaganya yang sudah pulih seolah ditandai dengan mengacungnya penisnya, yang tadi sudah berejakulasi. Namun ia dengan sabar membiarkan aku dan Soleh yang bergumul dengan penuh nafsu. Namun penis Soleh yang semakin mengecil itu akhirnya tidak lagi tertahan erat dalam vaginaku, dan Soleh pun tampaknya tahu diri untuk memberikanku kepada yang lain yang sudah siap kembali untuk menggenjotku. Girno segera menyergap dan menindihku, tanpa memberiku kesempatan bernafas, dengan penuh nafsu Girno segera menjejalkan penisnya yang amat besar itu ke dalam vaginaku. Aku terbeliak, merasakan kembali sesaknya vaginaku. Girno yang sudah terbakar nafsu ini mulai memompa vaginaku dengan ganas, membuat tubuhku kembali bergetar getar sementara aku mendesah dan merintih merasakan nikmat berkepanjangan ini. Gilanya, aku mulai berani mencoba lebih merangsang Girno dengan pura pura ingin menahan sodokan penisnya dengan cara menahan bagian bawah tubuhnya. Benar saja, dengan tatapan garang ia mencengkram kedua pergelangan tanganku dan menelentangkannya, membuatku tak berdaya. Dan sodokan dem sodokan yang menghajar vaginaku terasa semakin keras. Aku menatap Girno dengan pandangan sayu memelas untuk lebih merangsangnya lagi, dan berhasil. Dengan nafas memburu, Girno melumat bibirku sambil terus memompa vaginaku. Kini aku yang gelagapan. Orgasme yang menderaku membuat tubuhku bergetar hebat, tapi aku tak berdaya melepaskannya karena seluruh gerakan tubuhku terkunci, hingga akhirnya Girno menggeram nggeram, semprotan sperma yang cukup banyak kembali membasahi liang vaginaku.
Girno melepaskan cengkramannya pada kedua pergelangan tanganku, namun aku sudah terlalu lelah dan lemas untuk menggerakkannya. Ia turun dari ranjang, setelah melumat bibirku dengan ganas, lalu memberi kesempatan pada pak Edy yang sudah ereksi kembali. Kali ini, ia terlihat lebih gembira, karena mendapatkan jatah liang vaginaku, yang kelihatannya sudah ditunggunya sejak tadi. Dengan tersenyum senang, yang bagiku memuakkan, ia mulai menggesekkan kepala penisnya ke vaginaku yang sudah banjir cairan sperma bercampur cairan cintaku. Tanpa kesulitan yang berarti, ia sudah melesakkan penisnya seluruhnya. Aku sedikit mendesah ketika ia mulai memompa vaginaku. Namun lagi lagi seperti tadi, belum ada 3 menit, pak Edy sudah mulai menggeram, kemudian tanpa mampu menahan lagi ia menyemprotkan spermanya ke dalam liang vaginaku. Yang lain kembali tertawa, sedangkan aku yang belum terpuaskan dalam ‘sesi’ ini, memandang yang lain, terutama Hadi yang belum sempat merasakan selangkanganku. Hadi yang seolah mengerti, segera mendekatiku. Terlebih dulu ia mencium bibirku dengan dimesra mesrakan, membuatku sedikit geli namun cukup terangsang juga. Tak lama kemudian, Hadi sudah siap dengan kepala penis yang menempel di vaginaku, lalu mulai melesakkan penisnya dalam dalam. Ia terlihat menikmati hal ini, sementara aku sedikit mengejang menahan sakit karena Hadi cukup terburu buru dalam proses penetrasi ini. Selagi kami dalam proses menyatu, yang lain sedang mengejek pak Edy yang terlalu cepat keluar. Ingin aku menambahkan, penisnya agak sedikit lembek. Tapi aku menahan diri dan diam saja, karena aku tak ingin terlihat murahan di depan mereka.
Hadi mulai memompa vaginaku. Rasa nikmat kembali menjalari tubuhku. Pinggangku bergerak gerak dan pantatku sedikit terangkat, seolah menggambarkan aku yang sedang mencari kenikmatan. Selagi aku dan Hadi sudah mulai menemukan ritme yang pas, aku melihat yang lain yaitu Yoyok dan Urip akan pergi ke wc, katanya untuk mencuci penis mereka yang tadi sempat terbenam dalam anusku. Sambil keluar Urip berkata, “nanti kasihan non Eliza, kalo mem*knya yang bersih jadi kotor kalo kont*lku tidak aku cuci”. “iya, juga, kan kasihan, amoy cakep cakep gini harus ngemut ****** yang kotor seperti ini”, sambung Yoyok. Oh.. ternyata mereka begitu pengertian padaku. Aku jadi semakin senang, dan menyerahkan tubuhku ini seutuhnya pada mereka. Kulayani Hadi dengan sepenuh hati, setiap tusukan penisnya kusambut dengan menaikkan pantatku hingga penis itu bersarang semakin dalam. Tanpa ampun lagi, tak 5 menit kemudian aku orgasme disusul Hadi yang menembakkan spermanya dalam liang vaginaku, bersamaan dengan kembalinya Yoyok dan Urip. Namun mereka berdua ini tak langsung menggarapku. Setelah Hadi kembali terduduk lemas di bawah, mereka berdua mengerubutiku, tapi hanya membelai sekujur tubuhku, memberiku kesempatan untuk beristirahat setelah orgasme barusan. Mereka berdua menyusu pada payudaraku, sambil meremas kecil, membuatku mendesah tak karuan. Kini jam sudah menunjukkan pukul 21:00 malam. Tak terasa sudah satu jam aku melayani mereka semua.
Dalam keadaan lelah, aku minta waktu sebentar pada Urip dan Yoyok untuk minum. Keringat yang mengucur deras sejak tadi membuatku haus. “Sebentar bapak bapak, saya mau minum dulu ya”, kataku. Kebetulan di tasku ada sekitar setengah botol air Aqua, sisa minuman yang tadi sore, tapi aku langsung teringat, minuman itu dicampur obat cuci perut yang mengantarku ke horor di ruang UKS ini. “Pak Girno. Itu air sudah bapak campurin obat cuci perut kan? Tolong pak, belikan saya minuman dulu. Tapi jangan dicampurin apa apa lagi ya pak”, kataku sambil akan turun dari ranjang untuk mencari uang dalam dompet yang ada di dalam tas sekolahku. Tapi Girno berkata, “Gak usah non. Saya belikan saja”. Girno pergi ke wc sebentar untuk mencuci penisnya, kemudian kembali dan mengenakan celana dalam dan celana panjangnya saja. Lalu ia keluar untuk membeli air minum untukku. Sambil menunggu, yang lain menggodaku, merayuku betapa cantiknya aku, betapa putih mulusnya kulit tiubuhku yang indah dan sebagainya. Aku hanya tersenyum kecil menanggapi itu semua. Tak lama kemudian, Girno kembali sambil membawa sebotol Aqua, yang segelnya sudah terbuka. Aku menatapnya curiga, dan bertanya dengan ketus. “Pak, masa bapak tega mencampuri air minum ini lagi? Nanti kan saya mulas mulas lagi?”. Girno dengan tersenyum menjawab, “nggak non. Masa lagi enak enak gini saya pingin non bolak balik ke WC lagi. Ini cuma supaya non Eliza gak terlalu capek. Buat tambah tenaga non”. Yah.. pokoknya bukan obat cuci perut, aku akhirnya meminumnya sampai setengahnya, karena aku sudah semakin kehausan. Tak lupa aku mengambil botol sisa air minum yang tadi di dalam tasku, dan membuangnya ke tong sampah.
Kemudian aku kembali ke ranjang, menuntaskan tugasku melayani Urip dan Yoyok. Tiba tiba aku merasa aneh, tubuhku terasa panas terutama wajahku, keringat kembali bercucuran di sekujur tubuhku. Padahal mereka belum menyentuhku. Aku langsung mengerti, ini pasti ada obat perangsang yang dicampurkan dalam minuman tadi. Sialan deh, aku kini semakin terperangkap dalam cengkeraman mereka. Urip dan Yoyok bergantian memompa vagina dan mulutku. Awalnya Urip melesakkan penisnya dalam vaginaku, sementara Yoyok memintaku mengoral penisnya. Karena obat perangsang itu, sebentar sebentar aku mengalami orgasme, dan tiap aku orgasme mereka bertukar posisi. Rasa sperma dari banyak orang, bercampur cairan cintaku kurasakan ketika mengoral penis mereka, dan membuatku semakin bergairah. Mereka akhirnya berorgasme bersamaan, Yoyok di vaginaku dan Urip di tenggorokanku. Sedangkan aku sendiri sampai pada titik dimana aku kembali mengalami multi orgasme. Ada 3 sampai 4 menit lamanya, tubuhku terlonjak lonjak hingga pantatku terangkat angkat, kakiku melejang lejang sementara tanganku menggengam sprei yang sudah semakin basah dan awut awutan. Aku melenguh panjang, kemudian roboh telentang pasrah, dalam keadaan masih terbakar nafsu birahi, tapi kelelahan dan nafasku yang tersengal sengal membuatku hanya bisa memejamkan mata menikmati sisa getaran pada sekujur tubuhku. Kemudian bergantian mereka terus menikmati tubuhku. Aku sudah setengah tak sadar kerena terbakar nafsu birahi yang amat hebat, melayani dan melayani mereka semua tanpa bisa mengontrol diriku.
Akhirnya mereka sudah selesai menikmati tubuhku ketika jam menunjukan pukul 21:45. Mereka membiarkanku istirahat hingga staminaku sedikit pulih. Aku bangkit berdiri lalu melap tubuhku yang basah kuyup oleh keringat dengan handuk dan membersihkan selangkangan dan pahaku yang belepotan sperma. Dan dengan nakal Girno melesakkan roti hot dog ke dalam vaginaku. Aku mendesah dan memandangnya penuh tanda tanya, tapi Girno hanya cengengesan sambil memakaikan celana dalamku, hingga roti itu semakin tertekan oleh celana dalamku yang cukup ketat. Aku melenguh nikmat, dan mereka berebut memakaikan braku. Tanganku direntangkan, dan mereka menutup kedua payudaraku dengan cup bra-ku, memasang kaitannya di belakang punggungku. Lalu setelah memakaikan seragam sekolah dan rokku, mereka melingkariku yang duduk di atas ranjang dan sedang mengenakan kaus kaki dan sepatu sekolahku. Kemudian aku menatap mereka semua, siap mendengarkan ancaman kalo tidak boleh bilang siapa siapa lah.. ah, kalo itu sih nggak usah mereka mengancam, memangnya aku sampai tak punya malu sehingga menceritakan bagaimana aku yang asalnya diperkosa kemudian melayani mereka sepenuh hati seperti yang tadi aku lakukan?? Dan tentang kalo mereka ingin memperkosaku lagi di lain waktu, aku juga sudah pasrah.
“Non Eliza, kami puas dengan pelayanan non barusan. Tapi tentu saja kami masih menginginkan non melayani kami untuk berikut berikutnya”, kata Girno. Aku tak terlalu terkejut mendengar hal ini, tapi aku berpura pura tidak mengerti dan bertanya, “maksud bapak?”. “Non tentu sudah mengerti, kami masih inginkan servis non di lain hari. Kebetulan, minggu depan hari kamis tu kan hari terima rapor semester 3. Dua hari sebelum hari Natal. Tanggal 24 kan libur, kami ingin non Eliza datang ke sini jam 7 malam untuk melayani kami lagi. Seperti hari ini, non cukup melayani kami 2 jam saja. Soal pertemuan berikutnya, kita bisa atur lagi nanti tanggal 24 itu. Non harus datang, karena kalo tidak wali kelas non bisa memberikan sanksi tegas. Iya kan pak Edy?” jelas Girno panjang lebar. Pak Edy mengiyakan dan berkata, “benar Eliza. Saya bisa membuatmu tidak naik kelas, dengan alasan yang bisa saya cari cari. Jadi sebaiknya kamu jangan macam macam, apalagi sampai melaporkan hal ini ke orang lain. Lagipula, saya yakin kamu cukup cerdas untuk tidak melakukan hal bodoh seperti itu”. Mendengar semuanya ini, aku hanya bisa mengangguk pasrah. Oh Tuhan.. di malam Natal minggu depan, aku harus bermain sex dengan enam laki laki yang ada di sekitarku ini… Dan aku tak bisa menolak sama sekali.. Setelah semua beres, aku diijinkan pulang. Dalam keadaan loyo, aku berjalan tertatih tatih ke mobilku, selain sakit yang mendera selangkanganku akibat baru saja diperawani dan disetubuhi ramai ramai, roti yang menancap pada vaginaku sekarang ini membuat aku tak bisa berjalan dengan normal dan lancar. Untungnya tak ada yang melihatku dan menghadangku, akhirnya aku sampai ke dalam mobil, dan menyetir sampai ke rumah dengan selamat.
Sampai di rumah, sekitar pukul 22:30, aku memencet remote pintu pagar untuk membuka, lalu aku memasukkan mobilku halaman rumah. Setelah memencet remote untuk menutup pintu pagar, aku masuk ke dalam rumah, langsung menuju kamarku. Roti ini benar benar mengganggu sejak aku menyetir tadi. Rasa nikmat terus mendera vaginaku tak henti hentinya, karena setiap kaki kiriku menginjak kopling, roti ini rasanya tertanam makin dalam. Kini hal yang sama juga terjadi setiap aku melangkahkan kakiku agak lebar. Rasanya kamarku begitu jauh, apalagi aku harus naik tangga, kamarku memang ada di lantai 2. Akhirnya aku sampai ke kamarku. Di sana aku buka semua bajuku, lalu pergi ke kamar mandi yang ada di dalam kamarku, mencabut roti yang sudah sedikit hancur terkena campuran sperma dan cairan cintaku. Aku menyemprotkan air shower ke vaginaku untuk membersihkan sisa roti yang tertinggal di dalamnya, sambil sedikit mengorek ngorek vaginaku untuk lebih cepat membersihkan semuanya. Rasa nikmat kembali menjalari tubuhku, namun aku tahu aku harus segera beristirahat. Maka aku segera mandi keramas sebersih bersihnya, kemudian setelah mengeringkan tubuhku aku memakai daster tidur satin yang nyaman, dan merebahkan tubuhku yang sudah amat kelelahan ini di ranjangku yang empuk. Tak lama kemudian aku sudah tertidur pulas, setelah berhasil mengusir bayangan wajah puas orang orang yang tadi menggangbang aku.
Hai nama ku nana aku mau menceritakan pengalamanku tentang kehidupan seksku yang sedikit menyimpangAku nana,ce, ciri –ciri ku 165/50 34b kebetulan aku kuliah di salah satu PTN di J,
Aku memliki kelainan seksual yaitu aku menjadi horny atau aku bisa mancapai kepuasan apabila aku melakukan aktifitas seksualku di lihat banyak orang atau memamerkan tubuh molek indah ku ini.
ceritaku dimulai sewaktu aku dan 4 kawan berlibur ke villa di tepi pantai. temanku itu 4 cowok yang bernama alfred,Rey,Rico dan daved. Dan aku cewek sendiri.
Singkat cerita kita berangkat ke vlla itu dengan mobil daved
Sesampai di villa itu kita disambut oleh penjaga villa daved lalu penjaga pun pergi dan meninggal kan kita berlima di villa tersebut.
Setelah kita keliling melihat indahnya pemmandangan pantai dan melihat sekeliling villa, disana terdapat kolamrenang dan lapangan tennis Sedangkan tembok villa tersebut cukup tinggi dan rapat sehingga orang luar tidak dapat melihat keadaan didalam villa ini
Kita berlima masuk kedalam villa dan duduk bersama di ruang tamu sambil ,mengobrol dan nonton acara tv.
Selagi kita ngobrol Rey memberi saran gimana kalo kita tidak hanya ngobrol dan nonton kita main poker aja,akhirnya kamipun menyetujui.
Permainan kita buka dengan tidak memakai taruhan .Selang beberapa game daved membuka pembicaraan,
“ gimana kalau putaran berikutnya kita pake taruhan?
“lalu taruhanya apa?” sahut ku
“Orang yang memiliki kartu paling kecil harus menjadi budak dan harus menuruti semua permintaan dari orang yang memiliki kartu tertinggi dari dia.” Kata daved memberikan syarat permainan.Akhirnya semua menyetujuinya.
Setelah kartu di bagi dan ternyata aku yang memiliki kartu yang paling kecil yaitu hanya punya pair kecil, sedang kan mereka berempat daved punya there of kind alfred pair as Rico pair 10 dan Rey memiliki double pair king.
Sesuai kesepakan akhirnya mereka berempat menjadi bos dan aku sendiri menjadi bawahan . Tugas pertama yang aku terima akhirnya mereka menyuruh aku untuk melepas bajuku sampai bugil dan selama berada di villa aku harus telanjang tanpa sehelai benangpun yang menempel di tubuh mulusku ini..
Setelah itu daved dan Rey mengangkat Tubuhku dan meletakkannya di atas meja makan.
di meja makan itu aku diikat terlentang seperti huruf X . kemudian alfred dan Rico mengambil pisau cukur dan mereka pun bergantian mencukur bulu halus kemaluan ku.
setelah licin dan bersih benar mereka ,mulailah menikmati rasa legit kemaluanku dengan menghisap dan menjilatinya penuh nafsu.
Kemudian ada yang meremas susuku dan minta di emut penisnya sama aku .
Tak berapa lama kemudian aku sendiri mengalami orgasme dan diikuti sperma merekapun saling muncrat tumpah di tubuhku.
kemudian mereka berempat menyuruh aku untuk menceburkan diri di kolam renang. Selagi aku berenang bugil,mereka hanya melihatku dari atas kolam dan daved merekam semua gerak gerik dan kemolekanku itu menggunakan handycamnya
Setelah aku selesai berenang ,kami berlima menikmati makan di ruang makan kembali.Mereka berempat telah rapi berpakaian
bedanya hanya aku sendiri yang bugil tanpa selembar kainpun yang menutupi
Dan saat itu aku duduk berhadapan dengan mereka posikaki kiri dan kanan ku di ikat dengan kaki kursi yang mengakibatkan posisi duduk ku terbuka mengangkang. Memperlihatkan kemaluanku yang gundul kemerahan
Setelah selesai makan Rey memberikan saran
”gimana kalau malam ini kita pergi ke diskotik,”
Setelah Rey berkata itu semua pada setuju. Daved menyuruhkuku untuk hanya memakai baju tang top dan rok mini tanpa boleh mengenakan daleman , ini karena aku masih kalah taruhan dan masa hukuman ku baru selesai besok pagi sesuai kesepakatan.
Ku turuti saja kemauan mereka. Kamipun bergegas berjalan menuju mobil daved yang membawa kami ke sini.
Namun sebelumnya kemaluanku disumbat oleh Rey dengan mainan sex berbentuk telur 2 buah berwarna pink dimana posisi telur yang satu berada di dalam liang vaginaku terhubung dengan seuntai tali tebal dengan telur satunya yang berada menggantung di luar tubuhku menempel di antara bibir kemaluan luarku. Anehnya kedua telur mainan itu kadang mendengung bergetar sendiri saat kuberjalan beberapa langkah
uhh terasa gatal dan ngilu rasanya di kemaluan ini.terasa pengen pipis Ternyata riko memegang remote control dari mainan ini dan diam-diam menekannya berulang beberapa kali. Och akibatnya aku horny sekali dan sulit melangkahkan kakiku. Och ngilu campur gatal sekali sehingga terkadang aku harus terbungkuk sejenak sembari merapatkan pahaku sambil merasakan dinginnya udara malam di kemaluan karena tak mengenakan apa2 di balik rok pendek miniku
Ouh orgasme lagi, lendir putih dari kemaluanku mengalir keluar ada yang langsung menetes ke bawah, sebagian meleleh mengalir turun lewat sela pangkal pahaku terus ke bawah sampai tumit kiriku
akhirnya kami sampai di diskotik dekat villa nya daved.Disana kita menyewa satu ruangan vip, setelah masuk bilik, kita minum sambil mendengarkan dentungan musik diskotik, mereka kembali lagi mengerjai aku meraba tubuh ku dan menelanjangi aku di ruangan itu ,mengobok-obok selangkanganku , menyeruput menikmati lendir birahiku
Karena aku sendiri sudah semakin fly terpengaruh oleh alkohol , maka akupun mengikuti saja irama mereka terkadang .dalam buaian mereka aku ikutan minum seteguk bercampur dengan sperma mereka yang secara bergantian mulai tumpah dan diteteskannya ke dalam gelas minumanku.
Setelah seluruhnya merasakan kepuasan dan memang tempat itu sudah mau tutup kitapun bergegas kembali ke villa.
Nah, saat berada di dalam mobil daved, kembali mereka lagi2 membugili aku sambil mereka mengusap usap memekku dengan jari atau memasukkan ujung botol minuman ke dalamnya, memutar-mutarkan botol ataupun mengangsurkan ke dalam, uch mentok sampai pintu rahimku
gilanya lagi setelah sampai di villa mereka menggendongku kemudian mengikat aku berdiri bugil di sebuah tiang menyerupai pohon di halaman villa.
Seperti layaknya fotomodel telanjang. berbagai pose dengan simpul ikatan dilakukan mereka terhadapku. Pertama 2 tanganku diikat ke belakang dan selembar kain tipis menutupi bagian paha dan perutku, kemudian tanganku diikat seperti salib, dan terakhir 2 tanganku tergantung diatas tiang diatas kepalaku. Mereka mengabadikannya dengan kamera digital dan handycam.
Selama aku diikat di halaman itu mereka menusuk anus dan vagina ku dengan kontol atau botol minuman, kemudian diselesaikan dengan menyetubuhiku dalam keadaan terikat ini bergantian di vaginaku bahkan kadang kedua lubang bawahku kerisi penis-penis mereka
akhirnya acara mengarapku habis-habisan di halaman villa ini selesai sekitar jam 4pagi
Merekapun ter tidur setelah aku tergolek lemas terlentang di meja ruang tamu sambil ke dua tangan dan kakiku diikat pada ke empat sudut meja, seperti di altar persembahan dan sebagai kenang-kenangan dari mereka berempat, dengan sedikit memaksa merekapun memasangkan anting di puting susu dan di bibir dalam kemaluan ku, sungguh betapa aku melenguh berteriak sekerasnya karena pedih menitikkan airmata bahkan melolong meronta saat ke dua anting itu mereka kenakan padaku semalam
setelahnya aku kecapain menangis dan mereka juga sudah mengantuk,akhirnya kita semua tertidur,Cuma aku aja yang tertidur masih di tempat yang sama terikat tanpa busana, memamerkan anting baruku yang menempel di ujung ke dua puting dan tepi kemaluanku, meninggalkan bercak leleran darah bekas pemasangannya.
Dan besok paginya kitapun kembali ke peradaban
Semenjak kejadian itu aku menjadi makin deket sama mereka, tetapi aku paling deket sama Rey,kita sering jalan bareng seperti orang pacaran padahal kita sendiri tidak pacaran hanya teman bisa rasanya.
Karena aku gaul dengan mereka akhirnya aku mulai mengenal dugem dan obat2 terlarang, dan sekarang ini aku menjadi kecanduan ,apa bila gak kutemukan drug atau kemaluan lelaki, kepala ku rasanya sakit dan pusing.
Pernah suatu hari aku sangat sakau berat dan kebetulan aku lagi bokek
Karena aku udah sakau dan bingung akhirnya aku telpon Rey untuk pinjam duit agar bisa beli obat tersebut.
Tetapi Rey bilang gak usah pinjem . Dia punya barangnya dan Rey bisa berikan aku gratis, asal syaratnya untuk malam ini aku harus menuruti semua permintaannya .
Gak ada pilihan lain akhirnya aku setujui semua syaratnya,
Saat di telp aku sendiri sedang menggigil hebat dan keringat dingin mengucur deras di tubuhku ,sakau berat nich
pertama syarat yang di ajukan Rey tidak sulit .Aku hanya perlu pakai rok mini dan tank top tapi gak boleh pake daleman sama seperti kejadian di villa daved tempohari.
Karena aku udah pernah ,jadinya aku cuek aja.sesampainya di rumah Rey, dari luar aku liat rame sekali. Sepertinya pada saat aku datang di rumahnya ada pesta kecil kecilan.
Ternyata di dalam rumah itu ada 3 cewek dan cowok sekitar 7 orang dan di tengah ruang tamu terdapat tiang untuk menggantung terdiri dari 3 tiang,pas disaat aku masuk Rey dengan sebuah mic dia bilang ini lah bintang tamu kita,disaat Rey berkata demikian akupun bingung.lalu mendekati Rey dan menanyakan barang tersebut, lalu dia bila ok aku akan kasih tapi ada syarat lagi
Syaratnya ,Rey?”tanyaku sedikit memohon.
sekarang aku ingin kamu dengan 3 wanita seusiaku itu untuk bugil di tengah ruangan ini, lalu Rey bilang kamu mau barangnya gak?
Karena aku memerlukan drug itu,aku pun melakukannya aku mulai melepaskan bajuku satu persatu sampai bugil, berbarengan dengan 3 wanita itu. kemudian tangan ku diikat keatas dan digantung di tiang yang telah di sediakan .kedua kaki ku juga diikat dengan posisi di buka selebar lebarnya agar para tamu dapat melihat keindahan memekku yang bertindik itu walaupun sedikit tertutupi bulu kemaluanku yang tumbuh sedikit lebat di sana, kemudian setelah itu mulut ku diberangus dengan tali kekang dari kulit mirip berangus kuda,hal ini juga dilakukan sama kepada 3 wanita itu Cuma bedanya salah satu dari ketiga wanita diikat terlentang diatas meja makan.
Setelah kita semua para cewek diiket para prianya mulai meremas buah dada dan mengoral vagina kita bergantian kadang bebarengan
ada juga yang mengabadikan semua ini dengan kamera dan handycam. Setelah mereka puas meraba raba dan merangsang kita ,merekapun mulai menyetubuhi kita ada yang lewat vagina ada yang langsung main di anus dan ada juga yang mainnya keroyokan.
Setelah puas menyetubuhi dan menumpahkan sperma mereka di tubuh bugil kami para cewe, maka salah satu wanita yang di gantung itu di turunnkan lalu di taruh di salah satu meja, semula hanya terdengar lenguhan tertahan, tiba-tiba terdengar erangan menyayat dan lolongan keras, ternyata wanita itu pada ke dua ujung puting dan di klitorisnya di pasang sebuah anting, lalu di lehernya di ikatkan seuntai rantai anjing,
Rey kemudian melepaskan ikatan menyeret wanita itu kehalaman samping rumah dan di sana cewek itu lagi2 di gantung berdiri seperti huruf X dan pada anting di klitorisnya di beri pemberat timah dan anting yang di puting di kasih rantai kecil lalu rantai itu ditarik sehingga ke dua putingnya makin mancung dan tegang ke depan,dan rantai juga diikatkan ke salah satu tiang di taman.
wanitanya keliatan kesakitan, berteriak sebentar, darah masih mengalir di ujung puting dan ujung clitnya, sembari terkencing-kencing menahan derita, tetapi tampaknya dia menyukai perlakuan seperti itu. Kemudian wanita itupun menjadi bulan-bulanan pria di sana, di cambuk dan di beri tetesan lilin oleh cowok2 yang lain.
Akhirnya wanita itu gak kuat atas siksaan yang dia terima dan akhirnya jatuh pingsan.
Karena dia pingsan maka mulailah aku dan seorang cewe lagi di gilir dan di siksa, di ikat dan di cambuk .
aku sendiri pada bagian anus dimasukkan dildo panjang seolah ekor menjuntai dari anusku dan memekku di jejalkan vibrator mendengung dan berputar,yang pada akhirnya semua cewek kebagian penyiksaan. termasuk aku akhirnya ikut jatuh pingsan Karena kecapean tersiksa dan disetubuhi bertubi-tubi, bergantian dengan kasar oleh semua laki-laki yang hadir di sana
Setelah tersadar aku melihat 3 cewek itu masih diikat di tiang dengan kondisi bugil dan begitu pula dengan aku, kudapati aku kehilangan rambut kemaluanku. memekku tampak licin dan sedikit bengkak diujung clitku.entah kapan mereka mencukurnya saat ku pingsan tadi
Setelah para cewek tersadar semua, kemudian Rey masuk kedalam ruangan tersebut dan berkata di hadapan kami bahwa kita mulai saat ini dan selamanya harus menjadi wanita simpanan Rey atau budak sexnya
Kalau kita tidak mau menuruti permintaanya di akan menyebarkan semua foto dan video yang merekam segala kejadian tadi malam ke orang-orang yang kita kenal. Akhirnya kita harus menerima keadaan ini.
Saat itu masih gelap sekitar jam 1 dinihari akhirnya Rey dan beberapa temannya mengantar kita pulang. Namun Rey tidak memberikan baju kita, jadi kita di anter pulang dengan keadaan bugil, pas didalam mobil Rey dan kawan2nya hanya memberikan isolasi lakband hitam menempel dari punggung kedepan sampai bagian puting dan vagina kita. Sehingga masing masing cewe serasa memakai bentuk Bra dan CD dari isolasi
akhirnya aku menjadi sex slave Rey dan kawan2nya hingga sekarang.
Sebelum aku jelaskan apa maksud tiga kasta sex Tania ini, sebelumnya aku ingin memperkenalkan diri aku terlebih dahulu. Nama aku Tania 22 tahun dan saat ini aku sudah bekerja jadi sekertaris di sebuah bank di kota metropolitan Jakarta. Aku memiliki porsi tubuh yang di idolakan oleh semua lelaki. Berukuran dada yang melebihi genggaman tangan laki-laki dewasa, dengan ukuran pinggul yang gampang untuk di peluk, atau di angkat, bahkan sangat mudah untuk di bulak-balik sesuai dengan keinginan anda. Aku memiliki kulit yang selalu di tempa di ruangan ber-AC. Jadi pembaca sudah tau saja seperti apa putih legit nya kulit aku ini. Aku jamin setiap laki-laki normal pasti ingin membelai bahkan menggigit kulit mulus aku ini. Aku memang belum pernah menikah, tapi untuk urusan sex aku sudah tidak kalah dengan ibu-ibu rumah tangga yang sudah jauh lebih senior dari aku. Pada waktu aku duduk di bangku SMP saja aku sudah tau yang namanya masturbasi. Saat SMA aku sudah menghilangkan keperawanan aku dengan membeli sebuah penis buatan atau sering disebut dildo, agar nantinya kalau aku berhubungan sex dengan laki-laki asli ga akan ada lagi yang mengaku bahwa dialah yang merebut keperawananku.
Sex aku pertama kali aku lakukan dengan pacar aku di kelas 1 SMA. Dia termasuk orang yang sangat amat minim pengetahuan tentang sex. Jadi aku yang memimpin adegan demi adegan percintaan kami. Berhubung dia ga tau bagaimana sex yang sebenarnya, jadi dia juga ga tau kalau aku juga masih nubie dalam hal urusan sex. Tapi disana aku belajar tentang bagaimana anatomi penis, bagaimana cara mengocok penis laki-laki, bagaimana rasanya oral sex, dan yang lebih buruknya adalah hasrat aku untuk memuaskan diri menjadi lebih besar.
Bahkan aku mungkin sudah menganut paham nudist di rumah, dan juga aku suka dengan hal berbau exhibt. Sudah entah dengan berapa laki-laki aku melakukan hubungan badan. Dan kalau sedang ga ada laki-laki yang tersedia, aku rela mengeluarkan duit lebih untuk membeli koleksi sextoy yang beragam bentuk jenis dan fungsinya. Di rumah aku sangat jarang menggunakan pakaian lagi. Oh, iya untuk informasi buat pembaca, aku sudah bisa menyewa sebuah rumah yang berukuran lumayan besar, dan aku hanya tinggal sendiri di daerah itu. Tetangga terdekat kebetulan berjarak 3 petak tanah kosong, jadi kalau aku keluar rumah sampai keluar pagar tanpa pakaian pun aku yakin ga ada tetangga aku yang tahu. Bahan aku sering jogging sekedar lari kecil disekitar petak tanah kosong tersebut pada pagi hari dengan keadaan tanpa busana. Sekalipun belum pernah aku kepergok saat sedang melakukan nude jogging itu. Sedikit gila tapi aku sangat suka melakukan hal seperti itu. Aku juga sekarang sudah memiliki sebuah mobil pribadi. Kalau pergi ke kantor aku selalu sudah rapi seja keluar dari rumah. Tapi pada saat pulang kantor, kalau aku pulang pada jam pulang kantor biasanya, maka aku akan melepas pakaian aku satu persatu setiap kali aku bertemu dengan lampu merah. Pada lampu merah pertama aku akan melepas jas kerja, lalu pada lampu merah berikutnya aku akan melepas rok, setelah itu di teruskan dengan kemeja, cd, dan terakhir bra pun ikut di copot. Sessampainya di depan rumah, tanpa perlu repot-repot memakai pakaian aku langsung turun dari mobil dan membuka pintu pagar rumah. Jadi begitu masuk ke dalam rumah sudah tinggal mandi saja.
###############################
Kasta 1
Karena aku yang memiliki penghasilan yang berlebih sampai bisa menyewa rumah dan memiliki mobil pribadi, secara otomatis para lelaki akan memandang aku sebagai sosok wanita high class yang susah untuk di dekati. Aku pun merasa demikian. Karna tidak setiap cowo yang aku temui d club yang aku ijinkan untuk bersetubuh dengan aku. Aku sangat amat pemilih untuk urusan sex. Hanya laki-laki dengan penis besar dan wajah yang ganteng saja yang aku ijinkan untuk bersetubuh dengan aku. Hal itu aku lakukan di hotel, karena aku tidak mau kalau mereka sampai tahu dimana rumah aku. Bisa di teror terus nih. Tapi karena aku yang makin hari makin masuk kedalam kategori kelas atas, aku pun jadi kesulitan untuk menemukan lelaki pemuas nafsu karena mereka semua sekarang rata-rata sudah enggan mendekati aku. Hal ini membuat aku harus mencari pelampiasan lain untuk urusan sex dan nafsu birahi.
#################################
Kasta 2
Karena kesepian dan hasrat sex yang makin tinggi, aku pun beralih dengan memuaskan diri sendiri atau self-service dengan menggunakan dildo koleksi aku yang sudah entah berapa jumlahnya. Awalnya aku hanya memuaskan diri di kamar saja. Tapi lama kelamaan aku merasa itu saja masih kurang. Aku mulai bermasturbasi di ruang tamu, ruang makan, halaman belakang, disetiap sudut rumah sekarang sudah ada bekas air mani aku yang aku semprotkan setiap aku mencapai orgasme. Dari yang dulu aku selalu menyimpan rapat-rapat dildo yang aku miliki, sekarang dildo-dildo itu bisa ditemukan dengan mudah di setiap sudut rumah aku. Saat ini halaman belakang sudah aku rubah menjadi tempat “fun” pribadi. Sekarang dildo pun sudah aku pasang secara permanen di dinding, bahkan di bangku taman belakang. Jadi kapanpun aku bergairah, aku tinggal menuju taman belakang dan menuntaskan birahi aku yang selalu tinggi ini. Aku sadar sekarang dari wanita high class aku sudah turun menjadi seorang wanita yang haus akan orgasme dan sangat menantikan sex dengan laki-laki sesungguhnya, tapi bukan hanya dengan satu orang laki-laki saja. Pernah pada suatu sabtu siang sebangun tidur, aku menuju halaman belakang untuk menyegarkan badan. Tanpa perlu berganti pakaian (karena aku tidak mengenakan apapun) aku langsung nyebur kedalam kolam berenang pribadi. Saat berenang aku mendapatkan ide gila. Yaitu memasukkan tiga vibrator-egg yang aku beli yang kebetulan wireless, lalu aku masukkan ketiganya sekaligus kedalam vagina aku. Terasa sedikit mengganjal pada awalnya. Untuk membiasakan, aku teruskan berenang dengan tiga vibe didalam vagina dalam keadaan mati selama kurang lebih 15menit. Aku berada di dalam air tapi badan aku berasa panas karena nafsu. Akhirnya aku hidupkan vibrator itu langsung ke posisi full pada remote nya. Aku teruskan berenang dengan stimulasi luar biasa pada bagia intim aku. Aku tidak mampu menggerakkan kaki aku untuk berenang, hingga akhirnya aku hanya bisa mendesah dan hampir kehilangan kontrol di bagian tengah kolam. Aku berusaha kepinggir lagi menuju remote vibe bermaksud untuk mematikannya. Tapi sebelum vibe itu mati, dua orgasme berhasil menampar vagina aku. Aku memulihkan diri menuju bangku taman yang sudah aku pasangkan sebuah penis karet di atasnya. Kalau aku ingin duduk d sana, otomatis penis itu harus masuk ke dalam vagina aku. Aku duduk dan beristirahat sambil menikmati sinar matahari yang jatuh ke dada, perut, bahkan vagina luar aku. Tapi keberadaan dildo ini ternyata membuat nafsu aku kembali bangkit. Dengan perlahan aku gerakkan pantat aku naik turun dengan tempo teratur, hanya saja 3menit kemudian gerakan itu berubah menjadi gerakan binal yang sama sekali ga berirama. Satu orgasme lagi aku peroleh dari memperkosa bangku taman yang memiliki penis palsu. Kegiatan ini sangat rutin aku lakukan apabila aku berada di rumah, tak peduli siang atau malam. Namun kegiatan itu terganggu semenjak di sebelah rumah aku sedang ada pembangunan rumah baru. Tukang yang naik ke lantai dua rumah itu bisa melihat seluruh isi dari halaman belakang aku. Disinilah aku yang dari wanita high class berubah menjadi seorang wanita yang haus akan sex.
##################################
Kasta 3
Pada suatu malam birahi aku sedang tidak bisa di tahan. Akhirnya dengan hati-hati aku pergi ke halaman belakang untuk menuntaskan hasrat birahiku. Telanjang bulat aku duduk di bangku taman spesial untuk melakukan kegiatan mesum rutin aku. Aku mulai duduk dan memasukkan penis palsu itu kedalam vagina aku. Lalu aku mulai bergerak naik turun dengan cepat agar birahi aku cepat tuntas. Setelah tuntas, aku langsung masuk ke dalam rumah untuk beristirahat. Tapi satu hal yang aku tidak sadar adalah ternyata ada beberapa tukang yang memperhatikan kegiatan aku dan merekamnya melalui kamera handphone mereka. Disinilah awal siksaan kasta rendah itu aku alami. Siksaan yang ternyata inilah yang aku tunggu dari dulu. Saat aku pulang dari kantor, belakangan aku sudah tidak telanjang lagi di dalam mobil karena tukang itu selalu memperhatikan aku kalau turun mobil, salah satu tukang tersebut memberikan sekeping cd sambil berkata
“Mbak, liat dulu aja, nanti ada nomer hp yang bisa di hubungi di cover cd nya”.
Supaya cepat beres, aku ambil cd tersebut lalu aku langsung buru-buru masuk ke dalam rumah. Tukang itu disoraki oleh tukang lainnya, tapi dengan santai dia menjawab
“Bentar lagi juga dia bakal kesini”.
Aku sangat amat ga mengerti apa maksud si tukang tadi. Sesampai di dalam rumah, langsung aku putar cd tadi di dalam laptop. Isinya sangat membuat sekujur tubuhku merinding. Ternyata itu adalah vidio seorang wanita yang sedang bermasturbasi di halaman belakang rumahnya, di halaman belakang rumahku, yang bermasturbasi itu adalah aku. Langsung saja aku telfon nomer yang ada di cover cd tersebut.
“mau kamu apa? Berapa uang yang kamu butuh?”,
“tenang mba, uang dari tukang saja sudah cukup untuk memenuhi hidup saya sehari-hari, yang saya mau cuma tubuh mba saja”,
“kurang ajar kamu!!!”,
“mba, saya sudah tau mba kerja dimana, mba ga mau kan kalau satu kantor mba tau mba itu sebenarnya wanita seperti apa??? Mba pindah kantor atau pindah rumah pun saya juga masih bisa melacak keberadaan mba. Jadi saran saya mba nurut saja. Dengan mba nurut saya jamin rahasia ini aman di tangan saya”.
Merasa tak bisa melawan akhirnya saya pun bersedia mengikuti apapun keinginan mereka agar rahasia saya tetap aman.
“untuk langkah awal, mending mba ke sini dulu saja. Saya jamin mba ga akan kami apa-apain. Jangan lapor siapa-siapa ya mba. Kan mba tau sendiri kalau sekali vidio ini masuk ke internet ga akan bisa di hapus”.
Badanku mendadak lemas, entah apa yang akan aku hadapi setelah ini. Tapi akhirnya aku pergi ke tempat tukang bangunan tadi untuk menyelesaikan masalah ini secepatnya. Masih menggunakan pakaian kerja aku langsung mendatangi mereka di rumah sebelah. Sesampainya di sana ternyata ada 7 tukang bangunan yang penampilan fisik mereka sangatlah jauh dari standar ku. Satu orang tukang menyambut kedatanganku diiringi oleh tukang lain. Aku di ajak ke dalam dan menuju suatu ruang yang masih belum memiliki tembok pada lantai dua. Ternyata dari sana lah mereka melihat aku bermasturbasi tempo hari. Saat aku menoleh kebelakang, aku tersentak karena sekarang tak satupun dari mereka yang berpakaian. Sesaat aku takjub karena dibalik wajah mereka yang hitam bekas sengatan matahari dan kulit mereka yang tidak terawat, ternyata mereka semua memiliki ukuran penis yang patut di perhitungkan. Kalau menurut pengalamanku, aku bakal mati lemas hanya untuk meladeni mereka satu persatu. Tukang yang tadinya menyambutku berkata
“mbak, kami semua ga akan berbuat macam-macam terhadap mbak. Tapi kami semua ingin melihat tubuh mbak polos tanpa ada yang menutupi sedikitpun. Kemaren kami memang sudah melihat tubuh mbak telanjang. Tapi sekarang kami ingin melihatnya dari dekat. Jadi mulai lah membuka pakaian mbak satu persatu”.
Aku yang berada dalam posisi kepepet akhirnya membuka pakaianku satu persatu. Blazer, kemeja, bra, rok, dan terakhir cd. Semua pakaian itu di pegang oleh tukang yang berada di sebelah kiriku, tapi tiba-tiba dia melemparkan semua pakaian ku ke halaman belakang. Sekarang semua penis yang berada di sana sudah ereksi penuh sehingga memperlihatkan ukuran asli nya. Mereka mulai melakukan onani di hadapanku. Sejujurnya aku pun sangat ingin menuntaskan nafsu ku saat itu juga. Tapi malu dong, mau di taro dimana harga diriku kalau aku pun ikut masturbasi. Entah sudah berapa lama mereka onani di depan mataku, tapi tak kunjung muncrat juga. Tukang tadi berkata
“mbak, tolong hisap punya saya dong, sudah tanggung tapi ga cukup untuk bikin saya keluar nih”.
Entah karena aku takut vidio ku tersebar atau karena aku juga sudah nafsu berat aku langsung saja membantu meng-oral penis nya. Melihat itu tukang yang lain jadi mulai berani dan mulai menggerayangi tubuhku. Payudaraku dipermainkan, satu tangan menggenggam pangkal payudaraku sehingga bagian keujungnya jadi tambah mencuat, dan satu tangan lagi memencet, memelintir dan menarik puting payudaraku. Dua tangan pada satu payudara dan itu terjadi pada kedua payudaraku. Satu tangan menggelitik dan mengeluar-masukkan jari-jarinya di anusku, satu tangan mempermainkan lobang vaginaku, satu tangan lagi khusus mempermainkan clitoris ku. Sialan mereka semua, sekarang nafasku sudah sangat berat. Mataku terpejam menikmati semua rangsangan ini. Aku sudah tidak bisa mengelak lagi kalau aku ingin disetubuhi sekarang juga.
Entah siapa yang memulai, seseorang memasukkan penisnya kedalam vaginaku dan langsung saja memompanya dengan cepat. Tidak ada kesulitan lagi saat melakukan penetrasi karena liang senggamaku yang sudah sangat basah. Karena tukang bangunan lain juga sudah sangat bernafsu, ada satu orang yang mengambil posisi untuk penetrasi kedalam anusku. Oh god, i’m beeing double penetrated. Tak satupun dari mereka yang bermain lembut, semuanya menggenjot ku dengan cepat, dalam, dan kasar. Tapi hal itu semakin membutakan mata dan otak rasionalku. Selagi aku masih “bekerja” pada ketiga lobang di tubuh ini, satu tukang menyelipkan tangannya untuk mencubit dan menarik clitku. Hal yang terjadi kemudian adalah aku orgasme sangat panjang dan bertubi-tubi. Orgasme itu terus berlangsung selama tukang tadi mempermainkan clit ku. Aku baru bisa sedikit bernafas saat dia melepaskan tangannya dari clitku, bersamaan dengan muncratnya air mani hampir serempak di ketiga lobang nikmat di tubuhku ini. Tukang lain langsung menggantikan posisi tukang yang sudah orgasme dan ronde berikutnya pun dimulai. Ada saja yang dilakukan tukang-tukang itu untuk membuat orgasmeku jadi tidak biasa. Setelah tiga ronde bermain dengan ketiga lobang terisi penuh, sesi terakhir dilakukan dengan hanya melakukan penetrasi di vaginaku saja, tapi setiap satu orang orgasme, dia berpindah posisi dan menembakkan spermanya di sembarang tempat di tubuhku, dan posisi liang vaginaku langsung digantikan oleh orang sesudahnya. Jadi rangsangan di vaginaku terasa tanpa henti. Tubuhku juga sudah tertutup oleh sperma, mulai dari wajah, leher, dada, payudara, perut, paha, kaki, bahkan bulu pubik ku saja sudah basah dengan sperma. Setelah sesi itu selesai, aku sudah benar-benar tidak bisa bergerak lagi. Badanku masih sangat sensitif dan masih terasa kejang akibat serangan orgasme bertubi-tubi yang sudah entah berapa kali aku rasakan.
“pak, tolong antarkan saya kesebelah pak, saya sudah tidak sanggup berdiri lagi”.
Salah satu tukang bangunan langsung menggendongku dengan posisi punggungku menempel ke dadanya, dan kakiku seperti orang jongkok. Sebelum berjalan, dia menyelipkan penisnya ke dalam vaginaku lalu mulai berjalan. Karena posisi ini membuatku mengikuti gravitasi menghantam penisnya yang masuk semakin dalam. Siksaan yang paling berat itu terjadi sewaktu menuruni tangga. Hentakan penis itu terasa makin menonjok mulut rahimku masuk lebih dalam. Satu orgasme lagi menghujam tanpa bisa kutahan. Sensasi ini terlalu besar untukku, akhirnya karena kenikmatan berlebihan aku sampai orgasme di anak tangga terakhir. Akhirnya aku sudah berada di jalanan depan rumahku dengan posisi masih digendong (lebih tepatnya disetubuhi berdiri) oleh tukang tadi. Dia tidak langsung membawa aku masuk kedalam rumah. Tapi sekarang aku disetubuhi dengan posisi berdiri di tengah jalan. Entah kenapa sensasi takut ketahuan oleh orang lain ini membuat gairahku makin tinggi, aku mendapatkan satu lagi orgasme di sana. Aku benar benar lemas. Begitu tubuhku dibaringkan di atas kasur, aku benar-benar tidak lagi bergerak sampai langsung tertidur
Keesokan harinya sebelum aku berangkat kerja, melalui sms aku diberi tahu untuk mendatangi para tukang bangunan tersebut sebelum berangkat kerja. Sesampainya aku disana, kata pertama yang langsung aku ucapkan adalah
“tolong mas, jangan telanjangi saya sekarang, saya sudah terlambat kerja”.
Dengan santai tukang itu memberikan sebuah kotak dan meminta aku untuk mengeluarkan isinya, lalu menggunakan itu untuk ke kantor. Saat aku keluarkan isi kotak tersebut, ternyata itu adalah sepasang pakaian dalam yang terdiri dari bra dan cd yang serasi. Aku pun mulai membuka kemeja, tanktop, lalu membuka bra yang aku kenakan. Sekarang aku topless disaksikan semua tukang bangunan itu. Satu hal yang sedikit membuatku lega adalah mereka bisa mengendalikan diri dengan tidak menyentuh tubuhku sedikitpun. Aku mulai mengambil bra yang diberikan tadi, bentuknya aneh. Bra tersebut secara umum tidak berbeda dari bra pada umumnya, hanya saja bra ini bolong pas pada posisi puting susu. lalu aku teruskan dengan membuka rok dan cd biru muda, dengan cepat langsung ku pakai cd yang diberikan tukang tadi. Saat cd itu hampir menutupi bagian vagina, aku kaget karna ada sesuatu yang mengganjal. Saat aku lihat lagi, ternyata cd itu memiliki dildo mini dengan jumlah 3 dildo. Satu yang berukuran paling besar itu terletak pas pada posisi liang vagina, satu lagi dengan ukuran agak kecil pada posisi lubang anus, dan satu lagi yang paling kecil itu pada posisi clit ku.
“bang, jangan siksa saya, saya mohon...”,
“mbak sebaiknya nurut saja...atau mba tanggung sendiri resikonya”.
Akhirnya cd tersebut dipasangkan oleh si tukang. Dia mulai memposisikan mini dildo itu ke lobang masing-masing, satu di anus, satu di vagina, ternyata satu lagi itu masuk ke lubang pipis. Cd itu belum terpasang sempurna. Aku diminta untuk sedikit melebarkan kaki, lalu tukang itu meletakkan pahanya pada selangkanganku, lalu ia memegang pinggulku dan menghentakkan pinggulku dengan kencang ke arah bawah sehingga mini dildo yang terpasang di dalam cd tersebut semuanya serempak masuk sempurna ke dalam lobang masing-masing.
“Aaaaahhhhh......” tiga lobang serempak merekah yang menimbulkan sensasi nikmat tersendiri. Tubuhku lunglai dan langsung rebah terduduk di lantai. Aku rasa aku mendapat orgasme kecil barusan. Setelah cd itu terpasang, tukang mengambil sesuatu berupa remote dan mulai mengatur yang aku tak tahu apa.
“nanti setiap 3 jam kamu akan mendapatkan surprise selama 5 menit, sekarang pakai lagi bajumu, berangkat ke kantor, saya tunggu lagi di sini nanti malam”.
Tanpa banyak tanya langsung saja aku kenakan pakaian ku yang lain. Terasa agak sensitif di bagian puting payudara karena bra yang aku gunakan itu bolong pas bagian putingnya. Dan aku yakin puting ku mengeras dari tadi. Aku sampai di kantor dengan menempuh perjalanan selama sejam. Berarti masih ada 2 jam lagi aku menunggu kejutan dari tukang tadi. Makin penasaran saja apa kejutan yang akan aku peroleh. Aku memasuki kantor dengan langkah yang tidak seperti biasa. Maklum saja ada benda mengganjal di bawah sana, mana tiap gesekannya selalu memberikan sengatan nafsu pula. Tepat tiga jam setelah tukang bangunan tadi memberitahu, sesuatu mulai terjadi pada pakaian dalam ini. Di awali dengan bra, pada bagian puting yang bolong itu ternyata pada bagian pinggir lingkar diameternya terbuat dari bahan sebangsa metal yang memberikan sengatan listrik kecil. Tapi sengatan itu berasa masuk sampai ke otot payudara dalam ku. Bukan Cuma puting saja yang jadi keras. Sekarang sialnya payudaraku malah jadi gatal dan ingin sekali rasanya payudara ini di remas. Tak mungkin aku lakukan ini di kantor. 2 menit kemudian mini dildo pada bagian anus dan lubang pipisku bergetar dengan getaran medium. Aaaah sialan alat ini, anus dan lubang kencing ku serasa digaruk perlahan. Kenikmatan yang cukup untuk membuatku lupa diri, tapi tak cukup hebat untuk membuat aku orgasme. 2 menit setelah itu mini dildo yang berada di vaginaku mulai bergetar, dan tidak hanya sampai di situ saja, dildo itu berputar 360 derajat menggaruk dengan ganas bagian dalam area paling sensitif dari tubuhku. Ini yang aku tunggu. Aku ingin mendapatkan orgasme saat itu juga. Tapi emang dasar alat brengsek, satu menit aku merasakan surga, alat itu langsung mati. Ternyata sudah 5 menit. Clit dan payudaraku sudah membengkak karena sekarang dadaku terasa sesak dan clit ku terasa sekali mengganjal di selangkanganku. Aku geram karena baru tiga jam lagi aku mendapatkan nikmat seperti ini. Aku menuju wc bermaksud untuk melepas semua peralatan gila ini, tapi begitu aku sadar, ternyata cd dan bra itu memiliki semacam kunci untuk membuka pengaitnya. Dan bra juga cd itu terbuat dari bahan yang elastis tapi tidak terlalu bisa di renggangkan. Alhasil aku harus menghadapi lagi siksaan seperti tadi. Aku lupa jam berapa alat ini di pasang. Tapi sekarang menunjukkan jam10 pagi. Berarti masih ada jam1, jam4, dan jam7 malam nanti aku bakal disiksa nikmat.
Selesai makan siang, beberapa menit lagi menuju jam1 aku langsung buru-buru menuju kedalam ruang kerja ku supaya saat alat itu beraksi aku berada pada tempat yang aman. Dan benar saja tepat jam1 siang alat itu kembali memberikan rangsangan listrik di payudara, getaran di anus dan lubang pipis, lalu satu menit terakhir mini dildo di liang senggama ku yang berputarmenggaruk setiap sisi dinding vaginaku. Tapi aku tetap merasa kesal karena alat itu tidak sampai membuatku orgasme. Yang paling membuat ku uring-uringan adalah alat itu selalu berhenti tepat di saat aku sedikit lagi mendapatkan puncak kenikmatan. Jam4 sore alat itu kembali bekerja. Saat itu ada asistenku di dalam ruangan. Aku hanya menunduk dan memegang perutku, jadi asistenku mengira kalau aku lagi datang bulan. Aman lah jadwal jam4. Selanjutnya aku buru-buru pulang supaya tidak terkena macet. Hanya saja prediksi itu melenceng jauh karena aku terjebak macet yang malah lebih lama dari biasanya. Jam7 itu aku masih berada di dalam jala tol. Oh god...siksaan 5 menit ini benar-benar menghabiskan kesabaranku. Aku sangat ingin di tuntaskan. Begitu sampai didepan rumahku, setelah memarkir mobil, aku langsung berlari ke rumah sebelah dengan maksud ingin meminta kunci, sudah seharian aku tidak pipis. Tapi sesampai disaa, aku dikibuli oleh si tukang bangunan. Saat aku sudah membuka baju kemeja dan rok ku sampai sekarang hanya tersisa bra dan cd khusus itu, tukang itu berkata
“kamu ingin pipis atau ingin segera menuntaskan nafsu yang tertahan seharian? Kalau kamu tidak jujur, alat itu akan terus terpasang sampai besok”.
“aku ingin pipis...tapi juga ingin di tuntaskan”. Sudah tidak ada rasa malu lagi untuk mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya aku ucapkan kepada mereka.
Tukang bangunan itu tertawa lalu menyuruhku untuk berjalan pulang dulu. Dia mengambil pakaian ku lalu melemparnya ke halaman belakang rumah. Jadi aku harus berjalan menuju rumah dengan pakaian seperti itu. Tukang itu mengikutiku dari belakang.
“nanti di dalam rumahmu akan aku buka alat pembawa nikmat ini”.
Aku ikut saja apa yang di perintahkan tukang itu. Tapi sesampai didepan pagar rumahku, alat itu bereaksi lagi, padahal belum tiga jam dari jam 7 tadi. Lebih gilanya lagi getaran dan putaran mini dildo itu terasa jauh lebih tinggi dari yang aku rasakan tadi. Sengatan listrik pada payudaraku juga lebih tinggi dari yang tadi. Tanganku belum sempat meraih pagar rumah, alhasil aku jatuh dan tersungkur di jalan aspal tepat di depan pagar rumahku. Badanku lemas karena rangsangan ini terlalu besar untuk bisa aku terima. Tidak sampai satu menit aku langsung dilanda orgasme yang sangat panjang. Orgasme terpajang yang pernah aku peroleh selama ini. Saking enaknya, pandanganku menjadi gelap, dan tanpa bisa aku tahan, aku pipis begitu saja sampai paha dan bagian perutku basah terkena percikannya. Dan pada saat aku sadar, sekarang aku bisa mengeluarkan air susu akibat dari sengatan listrik yang memicu kelenjar susu ku untuk memproduksi susu. tukang tadi tertawa puas melihat keadaan ku sekarang. Lalu ia membuka kunci dari bra dan cd itu, menanggalkannya dari badanku dan meletakkannya di sebelah kepalaku.
“itu sudah di buka, bawa pulang dan cuci yang bersih, karena suatu waktu saya bakal meminta mbak untuk memakai nya lagi”.
Dan ia kembali ke rumah sebelah meninggalkan aku telanjang bulat di depan pagar.
Dengan susah payah aku masuk rumah menuju kamar dan langsung tertidur. Aku seorang wanita kelas atas telah berubah menjadi budak dari tukang yang kastanya jauh dibawah ku. Tapi kepuasan seksual yang aku peroleh jauh melebihi apa yang pernah aku bayangkan. Pernah aku disuruh menyupir mobilku sendiri tanpa busana sehelaipun, utungnya itu malam hari jadi tidak kelhatan dari luar. Aku dibawa ke tempat spesialis tindik kenalan mereka. Sesampai di tempat tindik itu aku pun ikut turun, dengan payudara berguncang bebas aku mengikuti mereka jalan memasuki studio tindik. Sesampainya di dalam, aku di suruh duduk di kursi tempat pasien tindik berada. Wajahku langsung pucat
“bang saya ga mau di tindik...please...”,
“kita cuma mau ganti suasana aja mbak” itu jawaban yang aku peroleh.
Lalu mereka mulai mempermainkan setiap senti tubuhku dengan keahlian masing-masing. Aku yang sudah memang bernafsu karena selama menyupir, vagina dan payudara ku tidak pernah terbuka. Selalu ditutupi oleh tangan salah satu dari mereka, hal itu membuat nafsuku stabil berada di garis atas. Saat aku orgasme aku merasakan sakit yang luar biasa dari kedua puting ku. Saat aku sadar dan melihat apa yang terjadi, ternyata sekarag aku memiliki dua anting lagi. Satu di puting susu kanan, satu di kiri. Sekarang aku sudah mirip sekali dengan sex-slave seperti di film porno jepang itu.
“nah mbak...sekarang kamu resmi jadi budak kita-kita. Jangan pernah lepasin itu anting atau kita ganti dengan anting yang baru”.
Anting di payudaraku dihubungkan dengan seutas rantai, dan pada bagian tengah rantai itu dipasangkan tali yang biasa digunakan untuk mengikat anjing peliharaan. Lalu mereka berjalan mendahuliku dan menarik tali itu seperti majikan yang menarik tali kekang peliharaannya. Puting ku yang baru ditindik itu memberikan rasa yang tidak nyaman, sedikit sakit, tapi akibat dari tarikan tali itu payudaraku ikut bergerak dan hasilnya payudaraku serasa sedang dirangsang. Setelah puting ku diberi anting, sekarang hampir setiap hari aku tidak lagi menggunakan BH karena terasa mengganjal pada bagian sana. Aku hanya mengenakan BH apabila dalam keadaan terpaksa seperti jika akan ada meeting saja. Karena tidak mungkin aku meeting hanya dengan menggunakan kemeja polos dengan puting yang menonjol dan bentuk anting yang menempel jelas pada kedua puting payudaraku. Entah apa lagi yang akan mereka lakukan untuk menggunakan aku sebagai pelampiasan nafsu mereka. Tapi satu hal yang aku tahu sekarang aku sangat menyukai keadaanku saat ini. Hasrat nafsu dan birahiku semuanya tercukupi, bahkan melewati apa yang aku harapkan walaupun itu aku peroleh dari mereka yang kelasnya jauh di bawahku. Yes...I like being a slave...